Minggu, 05 Oktober 2008

Fasting Day at Hogwarts

Suasana Hogwarts di malam hari sangat tenang. Bahkan Dedalu Perkasa seperti tertidur lelap di tengah udara dingin saat itu.

“Sir, bangun, sir!” teriak seseorang di dalam kamar anak laki-laki Gryffindor. “Ini sudah pukul 2 malam, ayo bangun, Sir!”

Akhirnya, anak yang sedang dibangunkan itu bergerak dan dengan malas mulai bangkit seraya menggunakan kacamatanya. “Hoaaahem, sudah pukul dua ya.. Trims, Dobby! Maaf harus menyuruhmu melakukan hal ini,” ucapnya yang membuat si Peri Rumah bernama Dobby melompat-lompat gembira.

“Apapun akan kulakukan untuk Tuan! Mr. Heri Punten, Sir, Dobby juga telah membuat makanan untuk Tuan. Silakan!”

”Wah, sekali lagi terima kasih” jawab Heri Punten, murid Hogwarts dari Indonesia, tepatnya Bogor yang terpaksa melakukan sahur sendirian, karena hanya dia yang Muslim di Hogwarts.

Setelah makan Heri langsung tertidur lagi, padahal tanggung waktu Subuhnya tinggal beberapa menit lagi.

“Oi, Sir! Jangan lupa Solat Subuh ya!”

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Pagi hari tiba, burung-burung bercicit senang, sinar matahari mulai masuk ke Kamar Gryffindor. Semua penghuni kamar itu terbangun, menyisakan suara ngorok dari teman Heri, Ron Weasley yang belum terbangun.

’Hari pertama puasa, mudah-mudahan aku sanggup bertahan sampai Maghrib!’ batin Heri.

Setelah semua terbangun, mereka bergegas berganti baju dan pergi ke Aula Besar untuk sarapan, Heri yang sebenarnya enggan untuk ke sana, akhirnya mengalah juga setelah dipaksa Ron.

Di Aula Besar masih terlihat sepi, mungkin anak-anak masih bermalas-malasan di kamar mereka. Makanan sudah tersaji rapi, semuanya terlihat enak sekali. Ron yang merasa ini kesempatan baik untuk menyerbu makanan-makanan itu sebelum anak-anak lain datang.

”Hewwy, ’au mau ma’anan ni didak?” tanya Ron dengan mulut penuh sambil menawarkan Daging Ayam Bakar.

”Tidak, terima kasih!” jawab Heri walaupun dia agak tergoda untuk mencicipinya.

”’Nnapa? Nyak lho! Abwa ’au se’ang diet?” tanya Ron penasaran.

Sebenarnya Heri mau memberitahu bahwa dia sedang berpuasa, tapi dia malah menjawab, ”Apa? Diet? Aku kan sudah kurus ngapain diet lagi? Aku hanya sedang tidak ingin”. Tetapi, setelah dia berkata itu cacing di dalam perutnya langsung keroncongan merdu, bahkan sebagian cacing perutnya ada yang nge-rap. ’Sabar-sabar, bukanya masih 9 jam lagi!’

Heri bernafas lega, karena akhirnya Ron telah selesai makan dan merekapun pergi dari Aula Besar menuju kelas pertama mereka. Kali ini pelajaran pertama mereka adalah Transfigurasi.

Betapa sedihnya Heri, karena pelajaran Transfigurasi sekarang belajar tentang merubah donat menjadi pizza. ’Huaaa... Tidaaaak! Lagi-lagi ujian, sabar.. sabar.. buka puasa masih 7 jam lagi!’

”Heri, kenapa kau hanya melongo saja melihat makanan itu?” tanya Hermione yang telah bergabung dengan mereka berdua, karena tadi pagi dia pergi ke Perpus untuk tidur.. ups.. untuk mengembalikan buku. Heri yang tadinya tangannya sudah hampir menyomot pizza hasil transfigurasinya langsung kaget. ’Fyuh, hampir saja tergoda, selamat.. selamat...!’

”Trims, Hermione!” kata Heri spontan.

”Heh?” Hermione bingung mendengar jawaban itu namun dia malas untuk bertanya lagi dan memutuskan untuk berkonsentrasi lagi di pelajaran.

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Pelajaran berikutnya, Mantra. Kali ini Prof. Flitwick akan mengajarkan tentang mantra Incendio, mantra untuk menghasilkan api. Heri beryukur pelajaran kali ini tidak berhubungan dengan makanan. Ups, tapi Heri salah karena objek yang akan dibakar adalah daging ayam mentah. Kata Prof. Flitwick sih supaya sekalian buat makan siang. ’Ah, tidak!! Kenapa harus makanan lagi?”

”INCENDIO!” teriak Heri yang membuat ayam di depannya hangus dan hanya menyisakan abu, yang membuatnya tersenyum senang seperti sudah menang melawan musuh bebuyutannya. Tapi, hal itu tidak bertahan lama, karena kebanyakan yang lain membuat ayam itu hanya setengah matang sampai-sampainya wanginya menyengat dan sangat menggiurkan. ’Hiks, ujian apalagi yang akan Kau berikan padaku T_T. Sabar, sabar.. buka puasa sekitar 5 jam lagi!’

Tak terasa pelajaran Mantra juga sudah selesai, menyisakan Heri yang lemas dan semakin kelaparan. Waktunya istirahat, Hermione dan Ron yang melihat keadaan Heri langsung mengajaknya ke Aula Besar untuk makan siang. Namun, dengan sigap Heri menolak ajakan mereka dan semakin membuat teman-temannya bingung.

”Ada apa sih dengan Heri? Sepertinya dari pagi dia kelihatan lemas sekali?” tanya Hermione kepada Ron sambil berbisik.

”Aku juga tidak tahu nih, kelihatannya ada sesuatu yang disembunyikan olehnya,” jawab Ron.

”Ah, sudahlah! Ayo, kita ke Aula Besar!” ajak Hermione yang membuat pipi Ron bersemu merah dan berjalan agak kikuk karena mereka berjalan hanya berdua, setelah Heri meninggalkan mereka.


’Yes, pelajaran selanjutnya adalah Sejarah Sihir! Aku bisa tertidur pulas nih sambil ngebuburit nunggu buka puasa!’ pikir Heri saat dia kembali berjalan bertiga dengan temannya menuju kelas Sejarah Sihir.

Pelajaran dimulai Prof. Binns telah datang dan memulai ceritanya, ”Di kesempatan kali ini aku akan membahas sejarah tentang ditemukannya ramuan Polyjuice! Kata Polyjuice sendiri diambil dari kata ’Poly’ yang artinya banyak dan ’Juice’ minuman jus, kalian tahu kan jus apel, jus mangga, jus melon, dan lain-lain. Jadi kalau diartikan secara harfiah Polyjuice adalah campuran berbagai jus... Namun, bla... bla..”

Heri yang tadinya akan tertidur, jadi terpengaruh oleh penjelasan Prof. Binns. Apalagi ketika dia menyebutkan jus-jus buah yang membuat Heri berkhayal dan membuatnya ngiler. ’Hiks, parah! Kok sejarah sihirnya juga ada bahasan tentang minuman sih, sudah tau aku sedang haus! Ah, kalau begitu aku mantrai diriku saja deh, stupefy.. Grookk.. Groook!!’


”Heri.. Bangun oi!” teriak Ron yang membangunkannya. ”Pelajarannya sudah beres!!!”

”Oh.. hmm.. sekarang pukul berapa?” tanya Heri masih sedikit pusing.

”Sekarang pukul empat lewat 17 menit,” bukan Ron yang menjawab tapi Hermione.

”Yuk, kita makan malam di Aula Besar!” sekarang Heri yang mengajak mereka ke Aula Besar. ’Yuhuuuu, buka puasa tinggal 10 menit lagi!’


Di Aula Besar, sudah banyak juga yang makan. Ron yang sudah dudukpun langsung melahap makanan yang ada di depannya. Tetapi Heri, yang menunggu 5 menit lagi tetap diam, dan perutnya semakin berkokok merdu.

”Haduh, Heri... Sebenarnya ada apa sih? Hari ini kau sungguh berbeda?” tanya Hermione penasaran. ” Aku tahu kalau kau sedang menyembunyikan sesuatu. Ayolah jangan main rahasia-rahasiaan denganku!”

Heri yang sudah tidak punya alasan untuk menghindar, dan demi mengulur waktu akhirnya menjawab, ”Hmm.. aku sedang berpuasa!”

”Oh, kenapa aku tidak sadar.. Kau kan muslim ya dan hari ini adalah 1 Ramadhan!”

”Heri, ’au mau ’ue phay ku didak?” Ron menawarkan kue pie-nya. Heri tergiur, tapi dia tetap sabar, ’1 menit lagi!’ batinnya.

”Euh, Ron kau mendengarkannya tidak sih? Heri itu sedang berpuasa jadi dia tid---”

”Selamat Makan!! Alhamdulillah, sudah bedug... hehehe!!”” teriak Heri senang dan langsung melahap makanan di depannya seperti orang yang belum makan selama seminggu. Hermione dan Ron hanya tersenyum melihatnya.

”Mudah-mudahan aku bisa menjalani puasa sebulan ini dengan baik walaupun aku hanya berpuasa sendirian!”

”Tidak, sendirian kok...” kilah Hermione. ”Kita juga akan menemanimu, iya kan, Ron?” Ron yang mendengar itu langsung tersedak.

Tidak ada komentar: