Rabu, 08 April 2009

Kisah Duo Narsis II: Duo Narsis Strike Back! — Chapter I

Halo, fans-fansku! Di sini Donni yang ngganthenk, saya kembali lagi sebagai tokoh utama cerita ini!
Menyambung Kisah Duo Narsis yang ternyata mendapat sambutan tak terduga dari khalayak Espeelsa 7C (halah!), maka para pengarang gila memutuskan untuk merealisasikan niat gila mereka untuk membuat sekuelnya: Kisah Duo Narsis II: Duo Narsis Strike Back!. Sebenarnya niat ini sudah ada sejak hampir empat bulan yang lalu, tapi baru terlaksana sekarang karena pengarang makin tidak bisa membagi waktu akibat hampir gila gara-gara tugas sekolah yang menggunung (baru tugas! belum belajarnya!)
. Jika Anda kurang atau tidak paham dengan cerita ini, silahkan baca Kisah Duo Narsis. Silakan menikmati!

+_+_+_+_+_+_+_+_+_+

Kisah Duo Narsis II: Duo Narsis Strike Back!
Chapter I: Kembalinya Ki Gatot

“Aduh!” seru Donni tiba-tiba, saat dia dan Aji sedang jajan. “Kenapa?” tanya Aji. Ia heran melihat tubuh temannya yang kecil meliak-liuk menahan kencing. Kayak cacing kepanasan, pikir Aji.

“Aku kebelet pipis!” seru Donni.

“O, tak kira kamu mau melahir… ADAUW!!!” jerit Aji. Sekedar info, kata-kata Aji terpotong karena Donni menendang tulang keringnya keras-keras.

“Ayo temeni aku ke WC!” perintah Donni memaksa. Aji hanya bisa menurut karena tengkuknya dicengkeram erat-erat dan Donni menyeretnya.

Di WC...

“Lega deh! Jajan yok!” kata Aji. Tetapi ia harus mengurungkan niatnya. Karena… muncullah seorang lelaki tua berpakaian ala paranormal! Kok rasanya sosok itu tidak asing, ya? Lho? Dia kan…

“KI GAPLEK!!!” seru Duo Narsis dengan rambut yang (hampir semua) berdiri karena ketakutan.

“Hus! WSS deh! Bukan Ki Gaplek tapi Ki Gatot!!!” Gatot? Ya, dialah Ki Gatot Dombermawan, paranormal di cerita Kisah Duo Narsis!

“WSS? Apaan tuh?” tanya Donni. “Wis Seru, Salah! Dasar pikun! Aku mau minta imbalan karena sudah menyingkirkan Lord Tinton Delemot! Bantu aku menemukan anakku!” (Yee, paranormal matre! Gak ikhlas, minta imbalan!)

“Kalau Krismawan, ada di kelas. Tapi nggak pa-pa nih? Kalau ketahuan guru gimana?” protes Donni. “Masih untung WC sepi!”

“Tenang, nggak apa kok! Ayo kita berangkat!” kata Ki Gatot. Maka dua antihero (tokoh protagonis utama yang kelakuannya menyimpang dari ketentuan hero umumnya) kita hanya bisa menurut. Syukurlah tidak ada yang melihat KG (Ki Gatot).

Di kelas mereka melihat Krismawan. Tapi saat mereka mendekatinya, ia menghilang!

“Hwaaa! Hantu!” jerit Donni dengan gaya anak cewek umur 5 tahun yang es krimnya barusan kejatuhan laba-laba Tarantula (Bingung membayangkannya? Petunjuk: menjerit dengan wajah sangat ketakutan dan pucat pasi) sambil melompat ke pelukan Aji. Jadi kayak Scooby-Doo dan Shaggy deh! (Pasangan yang cocok ya?)

Terdengar suara aneh. “Hua ha ha ha! Ki Gatot! Aku, Nyi Thiwul binti CicakMati, musuhmu!” (Donni dan Aji tertawa mendengar nama aneh bin, eh, binti ajaib itu) “Akulah yang menculik si Bakwan!”

“Krismawan!” koreksi Aji. “Terserahlah, pokoknya aku menculiknya! Kalau ingin menyelamatkannya, bertarunglah denganku di kastilku! Hua ha ha ha!”

“Sialan! Dia curang!” seru KG marah. “Mentang-mentang aku pernah mengalahkannya di Kompetisi Paranormal Terbaik! Donni, Aji, ayo kita lawan dia!”

“Hah?! Kita cuma bertiga!” kata Aji. “Panggil aja 2 pengarang gila itu!” usul Donni.

“Tumben pinter!” kata KG.

“Hei, aku emang udah pinter dan keren sejak dulu!” protes Donni (tapi segera ditenggelamkan komplen pembaca yang jijik).

KG segera merapal mantra pemanggil orang. Muncullah kedua pengarang gila itu, Karin dan Nia.

“Lho, kok ada Ki Gaplek?” tanya Nia. “Gatot!” koreksi KG (entah kenapa sepertinya semua tokoh di sini nggak bisa ngingat Gatot, ingatnya Gaplek).

“Kamu nyata toh?” tanya Karin. “Iyalah! Imajinasi kalian hebat deh!” puji KG. (Mohon maaf, jangan meremehkan kewarasan penulis hanya karena batas kreatif dan gila sangat tipis. Masih lebih dari 65% kok!)

“Kenapa kamu panggil kami kemari?” tanya Karin.

“Begini…” kata KG. Ia pun menceritakan semuanya.

+_+_+_+_+_+_+_+_+_+

“HAH?! Kita harus ngelawan TokekMati?!” tanya Nia setelah cerita KG selesai. “CicakMati!” koreksi Donni.

“Yo'i! Lebih baik kita berangkat sekarang.” kata KG. “Portus Teleportus!” Mereka pun ber-teleport ke dunia KG.

Setelah berpusing-pusing di teleport zone (zona perantara ruang yang dilewati saat teleport mereka mendarat di dekat rawa. “Selamat datang di dunia kami!” kata KG.

“Kok nggak pake Portkey? Aku kan mabok perjalanan!” protes Nia. “Apa itu Potki?” KG balas tanya.

“Ah, sudahlah. Ini tempat yang dulu, kan? Wah, vespa-vespa itu udah ilang!” kata Karin.

“Yap, sejak Lord Delemot pergi vespa-vespa itu dilebur jadi logam, terus dibikin berbagai peralatan.” jelas KG.

Mendengar itu mata Aji berkaca-kaca. Rupanya saking cintanya pada vespa dia jadi mBrambangi! “Cengeng!” bentak Donni. Aji pun menelan tangisnya dengan pahit.

“Itu kediaman CicakMati, Angkerpura!” kata KG menunjuk sebuah bangunan berwarna kelabu di arah jam dua (Petunjuk: lihat jam!).

“Jauh amat dari sini! Kenapa nggak mendekat?” protes Aji. “Iya, di sini banyak nyamuk!” keluh Donni. “Coba aja!” kata KG.

Aji dan Donni mendekat. Tapi baru kurang lebih 1/2 meter jauhnya mereka dihujani panah!

“Huwaaa!!!” jerit mereka. Untung mereka nggak luka.

“Nah, kan? Kita perlu persenjataan yang lengkap. Samakan saja ini dengan perang!” kata KG.

Mata Karin yang agak sipit bersinar mendengar kata “perang”. Usulnya, “Hei, gimana kalo kita lawan mereka kayak di RPG? Pake pedang, tombak, kapak, panah, dan sihir! Kayak game-game Final Fantasy dan Fire Emblem!”

Nia antusias. Maklum dia penggemar Final Fantasy (Sekedar catatan, seri Final Fantasy atau FF adalah game favorit Nia. Kalau seri FE atau Fire Emblem itu kesukaan Karin). “Ya, gitu aja!”

“Oke deh!” kata KG. Muncullah sebuah laptop.

“Nggak ngambil dari kantor wakasek lagi kan?” tanya Donni. “Nggak lah!” jawab KG.

Setelah memasang flesdisnya Karin menulis:

Muncullah 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki dari kelas VIIC untuk membantu yaitu: Yona, Ito, Vendo, Michael, Sisko, Krisan, Desty Trisna, Eta, dan Clara, dan mereka akan membantu kami dalam perang ala RPG menghadapi CicakMati!

Kemudian muncullah ke-10 anak itu (maklum, pengarang bisa mengubah jalan cerita seenaknya!). Mereka kebingungan.

~To Be Continued to Chapter II~



Lanjutkan ke chapter selanjutnya: Laskar Dombermawan

Tidak ada komentar: