Rabu, 08 April 2009

Kisah Duo Narsis II: Duo Narsis Strike Back! — Chapter II

~KISAH SEBELUMNYA~

Duo Narsis, Aji dan Donni, kembali bertemu dengan Ki Gatot yang mencari anaknya. Tetapi Krismawan diculik oleh musuh KG, Nyi Thiwul binti CicakMati. Dengan bantuan dua pengarang gila kisah sebelumnya, Nia dan Karin, mereka berupaya menyerang Nyi CicakMati. Untuk mengatasi kekurangan pasukan, mereka memanggil 10 anak dari kelas 7C. Apa yang terjadi selanjutnya?

+_+_+_
+_+_+_+_+_+_+

Kisah Duo Narsis II: Duo Narsis Strike Back!
Chapter II: Menyerang dan Bertahan


“Oh Vendo!” seru Donni saat melihat Vendo. Ia menyongsong Vendo dengan gaya lebay ala film Kuch Kuch Hota Hai yang dibintangi Shahrukh Khan itu (tapi tanpa aca-aca nehi-nehi, ya). “Aji! Donni selingkuh!” seru Nia. Anak-anak yang kebingungan sekarang tertawa.

“Hei, dengar!” seru KG dengan suara menggelegar. “Aku Ki Gatot Dombermawan. Aku mau minta kalian membantuku menyelamatkan anakku, Krismawan!”

“Hah! Bapaknya Krismawan sejenis sama Ki Joko Bodo!” kata Vendo. “Kok bisa gini sih?!” tanya Yona. “Lha, salahin yang ngarang dong!” jawab KG.

“Wooo!” seru semuanya berbarengan. Nia dan Karin cengar-cengir kuda.

“O, iya! Omong-omong soal Krismawan, di sini ada pacarnya. Ini!” seru Donni sambil menunjuk Desty. Anak-anak langsung bersuit-suit.

“Kalau begitu kalian mau bantu aku kan?” tanya KG gembira. “Mau!” jawab anak-anak itu.

“Demi Krismawan, Des!” kata Eta. Anak-anak lain langsung menyambut kata-kata Eta dengan (lagi-lagi) siulan dan teriakan “Cieee!!!” yang memekakkan telinga.

“Oke, gini rencananya. Kita akan bertarung seperti di game RPG!” jelas Karin pada teman-teman sekelasnya. “Pake panah, pedang, sihir, tombak, sama kapak!” sambung Nia. Anak-anak sumringah.

“Tapi di sini kalau mati nggak bisa hidup lagi lho! Kalau takut pulang saja, nggak pa-pa!” kata KG. Anak-anak itu langsung terdiam, harap-harap cemas (istilah gaulnya yang sempat ngetren tahun 2003-an: H2C!)

“Tenang saja! Kan kami yang ngarang! Ceritanya ditulis sesuai keinginan kami!” kata Karin. “Ya! Akhirnya happy ending kok!” Semua gembira lagi (tapi penulis dicemberuti pembaca yang tidak menghendaki spoiler).

“Ya sudahlah! Kalian mau pake senjata apa?” tanya KG.

“Aku! Aku Assassin!” teriak Aji dengan PD-nya. Semua mencemooh. “Wiiiii... Mambu...”

“Kamu jadi montir Vespa aja!” usul Donni. “Aku yang Assassin! Biasa, wong ngganthenk!” Cemoohan kembali terdengar. “Wiiiiiiiii...”

KG pusing. “Sudah! Sekarang kubuat sesuai sifat kalian aja!” Mereka pun berubah.

“Haaa? Jadi Thief?!” seru Donni. “Cocok!” kata Michael (padahal dia sendiri jadi bajak laut! :p) “Kok gini sih? Nggak sesuai sama yang pake! Nggak keren!” keluh Donni bernarsis diri.

Sisko si Knight mengayun-ayunkan tombaknya. Tapi karena baju besinya berat ia oleng, sehingga menubruk Vendo (si Berserker). Vendo marah. “Lihat-lihat, nyuk!” Ia mengayun kapak raksasanya. Tapi meleset, malah nyaris kena anak-anak lain. Akhinya Vendo dan Sisko tawuran.

Sementara itu Desty, yang jadi penyihir, berlatih. “Wingardium Leviosa!” seru Desty. Tapi mantranya nggak bekerja. “Lho?”

“Kamu ini gimana, ini kan bukan Harry Potter! Ini dunia Duo Narsis!” kata Clara. Desty nyengir. Dasar maniak Harry Potter!

Di sisi lain tampak Ito dan Yona beradu pedang; Donni mengejek kostum Priest Aji yang norak; Nia, Krisan, Trisna, dan Eta bergosip ria; dan Karin membaca buku. KG frustasi.

“Cukup! Tujuan kalian dipanggil ke mari kan untuk membantuku! Serius dong!” Anak-anak itu merasa bersalah. “Maaaf...”

“Baik, kita berangkat besok karena sudah malam, siap-siaplah. Ada pertanyaan?” tanya KG.

“Kenapa yang dipilih cuma kita? Banyak yang pengen lho!” kata Denta.

“Oh, salahkan Nia saja. Biar saya yang ngetik tapi Nia yang milih,” jawab Karin tanpa rasa bersalah.

“Pantas Yona dipilih!” seru Eta. Kontan semua anak berseru-seru. Bagian kiri wajah Yona bersemu merah (anehnya benar-benar hanya sebelah kiri!).

“Aaah!!! Udah deh!!!” seru Nia. “Kalo dipikir-pikir kelompok kita kayak Laskar Dumbledore di Harry Potter 5 ya!”

“Iya! Tapi kalau kita Laskar Dombermawan, bukan Dumbledore!” seru Desty. Anak-anak mencemooh. “Mbathang!”

Kruyuuuk... Terdengar bunyi yang keras sekali.

“Suara apa itu?” tanya Sisko.

“Perutku... Aku kan laper...” Michael yang paling subur mengaku malu-malu. Semua ngakak.

KG menyihirkan makanan untuk mereka. Mereka makan dengan rakus, bahkan Michael berani bersumpah beratnya naik ½ kg!

“Makan yang banyak! Besok kita menyerang kastil hantu sialan itu, karena itu kalian butuh energi yang banyak,” kata KG.

Kemudian mereka tidur berjajar dalam kantung-kantung tidur yang disihir KG. Dalam hati mereka tak sabar menanti hari esok. Ya, mereka akan perang sungguhan!

~To Be Continued to Chapter III~



Baca Cerita Sebelumnya: Chapter I: Kembalinya Ki Gatot

Tidak ada komentar: